Kamis, 07 Juni 2012

Jalan-Jalan ke Museum Yuuukkkk.....

Teringat  guyonan saya dengan rekan kerja saya " Widiiwww orang kayak gitu kenapa gak dimuseumkan ajah ih, langkaaaa beneeerrr bu..." hahhaha guyonan yang simple tapi jadi bikin saya teringat tentang museum., dan pengen share betapa menyenangkannya berada di museum. Ya tempat tersimpannya barang-barang penting dan tentunya bersejarah. Kadang bikin melongo, kagum, bahkan bergidik ngeri. Sensasi rasa yang campur aduk serunya....Menurut Wikipedia pengertian museum adalah  sebuah tempat yang menyimpan benda-benda sejarah, sains, seni, dan mengandung unsur budaya yang sangat penting untuk dilihat oleh masyarakat umum melalui sebuah konsep pameran.

A museum is an institution that cares for a collections of artifacts and other objects of scientific, artistic, cultural, or historical importance and makes them available for public viewing through exhibits that may be permanent or temporary.

Saya senang sekali berada di museum atau tempat bersejarah selama berjam-jam hanya untuk  menyerap informasi tentang kehidupan masa lalu, atau sekedar mengagumi rangkaian peristiwa yang pernah terjadi jauuuuuuh sebelum saya lahir. Banyak pelajaran yang bisa diambil, salah satu yang paling terasa adalah rasa menghargai.  Dengan belajar dari masa lalu atau dari sejarah akan lebih tertanam rasa menghargai  dan bersyukur dengan apa yang telah kita punyai sekarang.

Bulan lalu saya mengunjungi Museum Sri Baduga ( untuk yang kesekian kalinya lagi ) tepatnya berada di Jalan BKR no 185 Bandung, tidak begitu jauh tempatnya dari monumen perjuangan Bandung Lautan Api ( BLA ). Tarif masuknya hanya Rp. 2500.  Hmmm sangat murah dengan keadaan museum yang sangat bersih dan tertata apik. Like it so much... Saya datang kesana Hari Minggu pagi, whaaa seneeeng deh karena banyak pengunjungnya, artinya banyak yang suka dateng ke museum wekend gini. Good choice..
Kalo nanti punya anak, museum adalah tempat yang termasuk dalam list untuk menjadi kunjungan wajib setiap libur ;p selain tentunya kebun binatang yang emang udah wajib banget buat semua keluarga, hehehe


Setelah membayar tiket masuk, saya menuju lantai 1 yang disambut oleh patung Ibu Dewi Sartika. tempat ini selalu bersih dan menyenangkan, sukaaaaa....hehehehe. Dilantai ini bisa didapati tentang struktur wilayah Bandung dan sekitarnya, serta fosil binatang-binatang langka yang sudah punah

Dewi Sartika

Ini adalah patung Ibu Dewi Sartika, beliau adalah pahlawan wanita yang concern terhadap pendidikan kaum wanita. Dewi Sartika  lahir di Bandung pada 4 Desember 1884 dan wafat di Cineam, Tasikmalaya pada 11 September 1947. Putri dari seorang patih di Bandung yang bernama Raden Somanegara dengan Raden Ayu Permas. Mereka dibuang ke Ternate oleh pemerintah Hindia Belanda karena tuduhan memberontak. Setelah orang tuanya diasingkan, beliau tinggal dengan pamannya Patih  Aria di Cicalengka. Tahun 1902 dewi Sartika sudah berkiprah dalam dunia pendidikan dengan mengajarakan membaca, menulis, memasak untuk para perempuan disekitarnya. Pada tahun 1904 Beliau mendirikan Sakola Istri, dan pada tahun 1914 diganti namanya menjadi Sakola Kautamaan Istri.

Dibagian museum yang lain tepatnya di lantai 2, terdapat baju-baju pengantin Jawa Barat serta serba-serbi kehidupan masyarakatnya.

 

Busana Pengantin Cirebon

Busana pengantin kebesaran Cirebon diciptakan oleh Sultan Komarudin II ( Sultan Cirebon ke VII ). Busana dan tata rias pengantin ini awalnya hanya dipakai oleh putra putri atau keturunan langsung sultan. Busana berwarna hjau yang divariasi kuning melambangkan kesuburan dan kebesaran. Pengantin pria mengenakan mahkota Drawarawati berbentuk mahkota Prabu Kresna. Kain yang digunakan oleh kedua pengantin mermotif singa barong.
Khusus di lingkungan Keraton Cirebon, stelah sungkem diteruskan dengan upacara Pug-pugan yaitu penaburan serpihan rumbia yang telah lapuk di atas kepala pengantin oleh orang tua pengantin perempuan sebagai simbol kekeluargaan dan harapan perkawinannya langgeng.







Busana Pengantin Leluhur Sumedang
 Awalnya hanya dipakai oleh keluarga Bupati Sumedang dan kerabatnya yang dianggap golongan bangsawan. Model busana ini meniru Prabu Niskala Wastukancana ketika dinobatkan menjadi RAja Galuh. Pengantin pria mengenakan Binokasih Sanghyang Pake. Mahkota sli dibuat oleh Sanghyang Bunisora Suradipati. Hiasan pada pelaminan berupa paying yang bermakna keagungan dan sepasang kembar mayang simbol pengantin laki-laki dan perempuan. Pada wkatu seserahan  biasanya digunakan dongdang untuk mengangkut benda-benda bawaan berupa bahan makanan dari calon mempelai pria untuk calon mempelai wanita.







Model Busana Pengantin Abah-Abah
Bondan dikenakan oleh masyarakat umum di Cirebon. Ragam hias pada busana pengantin ini sebagian besar motif barong dan naga bermakna kebesaran/kekuasaan, dan kebahagiaan. Busana pengantin wanita adalah kebaya sutra ditutup hiasan yang menutup bahu hingga dada. Bagian bawah mengenakan sarung Bugis. Kepala dihiasi taplok bathok ( penutup dahi ), kembang goyang manuk, tusuk gelung melati, kembang goyang bunga. Hiasan badan berupa gelang badong (gelang tangan ), badong lengan, giwang dan ali. Pengantin pria mengenakan baju model Sanghai, celana sontog, sarung polecat, kepala memakai iket dan ditutup dengan udeng naga berbentuk naga melingkar dihiasi motif burung, bunga jumbai-jumbai rantai biji mentimun. Badan berhiaskan kalung rante ukon, terdiri dari untaian uang logam, badong lengan, gelang badong, badong weteng ( ikat pinggang ) yang diselipkan pisau.


Suhunan Julang Ngapak



Bentuk atap rumah yang melebar ke samping, sehingga disebut julang ngapak, yaitu menyerupai buruk yang sedang mengepakkan sayapnya








Suhunan Limasan


Bentuk atap rumah seperti ini banyak berkembang di pedalaman Cirebon

















Bulan Juni ini Museum Sribaduga mengadakan event yang bertema Mahakarya Tarumenagera, can't wait until  weekend to visit this event.;) Temen-temen dateng juga yuk, pasti seru deh. Acaranya sampe 18 Juni 2012. C'mon c u there...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar