Hari ini...seperti biasa mengajar di PAUD Kenanga, berhubung dua guru senior sedang berhalangan hadir, maka hari ini Bu Ratna dan saya yang menghandle kelas. Saya datang kesiangan, upsss karena ada sedikit macet didepan Tegalega. Saya masuk kelas disaat anak-anak sedang memulai untuk berdoa. Melihat kedatangan saya, mereka langsung berteriak dan menyalami saya....duhhh malunyaaaa..masa bu gurunya telaaaattt hehehhe.
Kelas dimulai seperti biasa, tapi ditengah pelajaran, salah satu murid yang paling besar yang berumur hampir 6 tahun bernama Chika mendadak menangis dan ingin pulang. Kami tidak mengizinkan Chika pulang karena ayahnya sudah pergi berdagang dan Chika sudah menjadi tanggung jawab kami di sekolah. Tangis Chika semakin keras saja dan dia mengamuk karena kami tidak menuruti kemauannya. Hari ini adalah pertama kalinya saya melihat Chika menangis semanja itu. Chika sampai bergulingan di lantai memohon untuk pulang. Pelajaran terganggu karena tangis Chika memecah konsentrasi anak-anak yang lain. Saya berusaha mengimbangi tangisan Chika dengan mengajak anak-anak yang lain bernyanyi dengan keras.
Whuaaaa...apakah yang kami lakukan sudah benar ? dengan tidak menuruti kemauan Chika? nggak tega juga rasanya liat anak nangis kayak gitu. Tapi dia harus belajar disiplin, mematuhi peraturan, dan tidak semua kemauannya harus dituruti. Kami sudah memberi pengertian pada Chika untuk berhenti menangis, dia tidak mau mendengar. Kmai lanjutkan pelajaran dengan berolahraga karena hari Kamis memang jadwalnya olahraga. sekita setengah jam kemudian, Chika berhenti menangis dan sudah mulai ikut bermain bersama teman-temannya. Kelas pun kembali tertib seperti sedia kala.
Hari ini saya belajar untuk menahan rasa iba saya demi kebaikan anak. Saya mengedepankan kedisiplinan daripada menuruti kemauan Chika. Saat tangisnya sudah reda, Chika berjanji tidak menangis lagi besok. Sekarang saya menunggu hari esok dan melihat apakah Chika menepati janjinya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar