Senin, 23 April 2012

Pagi ini dan pagi-pagi sebelumnya

Hari yang luar biasa cerah, anugerah dari Sang Pemilik alam. Tak menyampaikan sinar hangat yang dibutuhkan pagi ini. Kehampaan masih betah bermain-main mengajak memejamkan mata selalu. Keindahan yang tampak didepan mata mulai samar terlihat tak lagi seperti waktu sebelumnya. Mata ini selalu panas ingin menangis dan kegelisahan masih saja rajin bertamu. Ingin waktu segera berlalu, membawa tangis pergi menjauh, melupakan lukisan luka yang tak sengaja tergambar.

Gambaran wajah-wajah yang sedang  tersenyum penuh sukacita dan cinta itu terpatri kuat di pikiran yang  selalu mengikuti saat kubuka mata atau kupejamkan mata.  Sakit yang tercipta  menggerogoti keyakinan yang menjadi rapuh.Tak bisa kembali karena pintu telah ditutup dan kuncinya berada ditangan takdir.Tersisa duka yang mendalam

Patah sayapku tak mampu terbang. Hanya memandang dalam nanar yang kosong. Berjuta "mengapa?" terus menyanyi-nyanyi sempurna. Kata tak mampu ungkapkan lelah, doa tak mampu merangkul nurani yang menghilang. Hanya bernafas separuh hari, sisanya sesak yang ada. Asa bukan lagi sebuah asa jika tak ada pondasi yang kuat menopangnya untuk bertahan. Berbisik lirih tanpa harap lagi. Jiwaku kembali mati...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar