Jumat, 20 April 2012

Saya Menangis, saya tersadar, saya belajar

Bismillah

Saya menyadari bahwa perkataan yang diucapkan secara langsung dengan tidak proporsional bisa sangat menyakitkan seseorang. Sama halnya dengan perkataan yang direpresentasikan kedalam bahasa tulisan, efeknya sama bisa sangat menyakitkan. Apapun bentuknya itu, bercanda, serius, karya sastra sekalipun jika mengenai hati secara personal dampaknya akan luar biasa fatal. Perkataan bisa menyakitkan setajam pedang bukan ? Ya...betul.. Pedang tidak bermata, akan memangsa korbannya tanpa melihat. Sungguhlah tepat jika Allah menganugerahkan rasa untuk kita bisa menyaring kata sehingga lisan bisa menjadi santun dan menghindari konflik.

Saya pernah berkata yang membuat seseorang terluka, saya pernah menulis yang pernah membuat seseorang terluka, saya pernah melakukan hal buruk sehingga saat saya melakukan kebaikan di jalan Allah,  hanya dipandang sebelah mata  dan cibiran yang saya dapatkan. Tapi itu pendapat manusia. Yang terpenting adalah niat tulus saya hanya karena Allah.

Saat saya dibilang munafik, saya diam.
Saat saya dibilang cari muka saya juga diam
Saat saya dibilang bodoh saya diam
Saat saya dimaki saya juga diam
Itu semua manusia yang berkata..
Saya diam, saya terima, saya berfikir
Mungkin itu penilaian yang terlihat, sebagai tamparan untuk menjadi lebih baik
Manusia harus belajar, saya juga harus belajar banyak karena banyak sekali kekurangan
kesempurnaan hanya mlik Allah
Saya hanya berpegang pada janji Allah untuk terus bersama orang-orang yang beriman.
Saya selalu bahagia saat satu persatu Allah menurunkan hidayaNya, Subhanallah rasanya seperti minum air putih segar setelah seharian berpuasa, tenang...... bahagia....dan disayangi...

Saya melakukan kesalahan
Saya menangis
Saya merenung kembali
Dan saya belajar
Semua itu proses
Allah menyukai proses bukan hasil akhir

Orang-orang terkasih saya mohon maaf jika selama kita berbagi senyum ada tangis yang tercipta karena kata-kata yang saya sampaikan. Saya tersadar bahwa di umur saya yang tidak muda ini, hanya Ridho Allah yang dicari, karena tujuan hidup manusia hanya mencari Ridho Allah untuk bekal kehidupan setelah mati nanti. Semoga semua tanda-tanda Allah bisa dibaca dengan jelas melalui kemurnian hati yang tidak ternoda.Terlihat sangat naif yah?! Tapi ya itu keadannya, saya sekarang tidak takut lagi karena saya mau berubah. Karena dalam perubahan itu ada nama Allah disetiap nafas saya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar